SINOPSIS
HM1L
Seorang
belia yang bernama Sisi, dimarahi oleh ayahnya karena kelakuan Sisi tidak
sesuai harapan, dia hamil di luar nikah. Sementara ibu Sisi membela Sisi karena
kasihan, akhirnya ayah dan ibu Sisi berdebat saling menyalahkan satu sama lain.
Di tengah pertengkaran itu, Sisi berteriak histeris, dia melamun, menerawang
jauh. Anak-anak bergaya Punk mendekati Sisi yang sendiri, para punk sengaja
mendekati Sisi, dengan segala rayuan, kekompakan, dan kegokilan agar Sisi
bersedia masuk menjadi anggota mereka. Lalu dari kejauhan terlihat ada
anak-anak modis, mereka juga berniat sama seperti anak-anak punk, yaitu
mendekati dan merayu Sisi yang sedang dilanda pahitnya hidup agar bersedia
menjadi anggota mereka. Tetapi Sisi belum memutuskan kelak dia akan masuk
menjadi anggotanya siapa karena dia masih belum bisa berpikir jernih. Kedua
jenis anak-anak jalanan itu saling merebutkan Sisi, dan terjadilah perkelahian
masal, hingga akhirnya terdengar suara shirine mobil polisi, kaum modis dan
para punk membubarkan diri. Kembali Sisi seorang diri, dia tidak tahan dengan
rasa sakit dan sedihnya, dia terjatuh. Lalu muncul orang-orang lorong (pengemis
dan pemulung), mereka menolong Sisi, mereka berusaha menyembuhkan dengan
doa-doa ritual mereka. Setelah diberi beberapa ramuan jamu Sisi mulai sadarkan
diri, kemudian Sisi menceritakan masalah yang sedang dihadapinya, orang-orang
lorong memberi solusi, agar Sisi segera bertaubat memohon ampun kepada Gusti
Allah. Di suatu tempat bagi Sisi, setelah orang-orang lorong melakukan ritual
kepada Gusti Allah, Sisi merasa lega dan diterima maka sejenak kemudian Sisi
roboh dari sakit dan sekaratnya, dia telah meninggal dunia. Para punk dan kaum
mode secara bersamaan hadir menyaksikan Sisi yang telah meninggal. Sementara di
rumah, ayah dan ibu Sisi hanya bisa menyesali sikap mereka yang terlalu keras
kepada Sisi.
PEMBABAGAN
Babak
merupakan bagian naskah yang merangkum semua peristiwa yang terjadi dalam satu
kesatuan waktu – tempat – peristiwa. Babak disusun berdasarkan pertimbangan
pementasan, terutama menyangkut latar/setting karena sebuah bagian dalam cerita
drama dapat terjadi pada waktu dan tempat yang berlainan dengan bagian lainnya.
Melalui pengalihan babak, penonton akan diberitahu bahwa bagian cerita yang
disaksikannya berada dalam waktu dan tempat yang berbeda dengan bagian
terdahulu. Babak ditandai dengan dekorasi tertentu. Babak
dibagi menjadi adegan-adegan. Adegan merupakan bagian dari babak yang batasnya
ditentukan oleh perubahan peristiwa berhubung dengan datang perginya seorang
atau lebih tokoh cerita ke pentas. Dalam drama “HM1L” karya Puthut Buchori ini
terdiri dari 8 babak, yaitu:
BABAK 1
Pada
babak pertama ini latar digambarkan di jalanan, tidak ada dialog pada babak
pertama ini, hanya adegan-adegan yang dilakukan oleh anak-anak jalanan (para
punk dan kaum modis), terlihat pada paragraf berikut:
Sekelompok anak muda kaum pinggiran
yang bergaya ‘Punk’ berlarian mengejar seseorang yang mereka anggap sebagai
mangsa. Disusul kemudian sekelompok anak muda yang berpakaian modis (mode masa
kini) yang juga sedang mengejar seseorang yang juga mereka anggap sebagai
mangsa.
(SAM,
2 : 2)
Dalam
paragraf di atas babak pertama ditunjukkan oleh adegan berlari dan
kejar-kejaran yang dilakukan oleh anak-anak jalanan (para punk dan kaum modis).
Mereka belari mengejar seseorang yang mereka anggap sebagai mangsa, mangsa
adalah seseorang yang tengah mengalami suatu masalah, misalnya saja broken
home, akibat pergaulan bebas, dll.
BABAK 2
Pada
babak kedua latar digambarkan di sebuah rumah, terjadi dialog antara ayah, ibu,
dan anak (Sisi). Terlihat pada cuplikan dialog berikut:
AYAH
“Diam!! Ayah kurang memberi apa
padamu, uang jajan, pendidikan, kebutuhanmu sehari-hari. Kurang apa coba,
segala permintaanmu aku kabulkan semua.”
SISI
“Ayah...”
IBU
“Ayah, berilah waktu untuk dia
berpendapat.”
(AYAH
: 3)
Dalam
cuplikan dialog tersebut terlihat ayah yang sedang memarahi Sisi yang terkena
imbas pergaulan bebas. Ayah dan ibunya selalu meberikan yang terbaik untuk
Sisi, segala keinginan Sisi selalu dituruti oleh orang tuanya terutama ayah
tetapi Sisi telah mengecewakannya, Sisi telah hamil. Ibu Sisi yang sebenarnya
juga kecewa terhadap Sisi tetapi tetap tidak tega dan merasa kasihan melihat
Sisi yang dimarahi habis-habisan oleh ayahnya.
BABAK 3
Pada
babak ketiga latar digambarkan di jalanan, terjadi dialog antara para punk,
kaum modis, dan Sisi. Terlihat pada cuplikan dialog berikut:
SISI
“Kalian ini siapa?kok berdandan
aneh?.”
P
M
“Atas nama pimpinan kami kaum Punk,
perkenalkan aku Punk Melankolis akan menjadi malaikatmu.”
(SISI
: 5)
Pada
dialog di atas terlihat Sisi berdialog dengan salah satu anggota punk yaitu
Punk Melankolis (P M), P M mencoba untuk mendekati Sisi dengan menyebut dirinya
sebagai malaikat agar bisa melindungi Sisi selalu. Lalu terlihat juga dialog
antara Sisi dengan kaum Modis, sebagai berikut:
SISI
“Kalian ini siapa?”
MODELIA
“Aku ini penolongmu.”
SISI
“Penolong?Kok bisa?Penolong
bagaimana?”
MODELIA
“Ya penolong, yang siap menampung
segala curhatmu, keluh kesahmu, sakit hatimu, sedih-sedihmu, dan...”
(SISI
: 11)
Dialog
tersebut terjadi saat kaum punk sedang bersembunyi, kaum modis yang juga
melakukan hal sama seperti kaum punk, yaitu mendekati Sisi yang sedang diterjang
masalah, dengan menyebut dirinya sebagai penolong yang siap siaga untuk Sisi
apabila Sisi membutuhkan.
BABAK 4
Pada
babak keempat ini latar digambarkan di jalanan dan orang-orang lorong (pengemis
dan pemulung) muncul untuk menolong Sisi. Terlihat dialog antara orang-orang
lorong dan Sisi, sebagai berikut:
SISI
“Tapi aku telah melulu berdosa,
bahkan dengan orang tua. Akupun telah durhaka, membuat dia murka. Masihkah aku
terampuni?”
ORANG
6
“Gusti Allah itu samudera kasih.
Jangan kau remehkan Beliau. Jika kau sungguh-sungguh bertaubat, Beliau pasti menerima.”
(SISI
: 17)
Dalam
cuplikan dialog di atas terlihat Sisi yang sedang mencurahkan isi hatinya kepada orang-orang lorong, dan salah satu dari
sekumpulan orang lorong memberikan motivasi serta semangat untuk Sisi agar
segera bertaubat kepada Gusti Allah.
BABAK 5
Pada
babak kelima ini latar digambarkan di markas anak-anak punk. Terlihat dialog
beberapa anak-anak punk, sebagai berikut:
BOS
“Operty iu bfgtyre, okiuperty ihu
nhuuijku brye.”
P
M
“Ya baiklah, kalau saya tetap
disalahkan.”
PUNK
JAMBU
“Kamu memang salah, tugas begitu
saja tidak mampu.”
JI-PUNK
“Gara-gara kamu, schedulle kita
berantakan. Kita rugi immaterial, kita jadi gagal. Sial !!”
(BOS
: 18)
Dalam
cuplikan dialog tersebut terlihat P M
atau Punk Melankolis yang dimarah-marahi oleh bos dan anggota punk lainnya,
karena saat diperintah oleh bosnya untuk
menyerang salah satu anggota kaum modis, P M tidak tega. Terlalu banyak waktu
yang terbuang akibat P M, kaum punk jadi tidak berhasil untuk mendapatkan Sisi.
BABAK 6
Pada
babak keenam ini latar digambarkan di markas modis, kaum modis berpikir keras
untuk mendapatkan Sisi. Terlihat pada cuplikan dialog kaum modis, sebagai
berikut:
MOMOD
“Ketemu?”
KAUMODE
“Di sana (semua masih menunjuk ke
arah yang berbeda) ha?”
MOMOD
“Baiklah, sekali lagi.”
MOMOD
“Bagaiman sekarang?”
KAUMODE
“Di sana (sekarang semua menunjuk
ke arah yang sama) yes!”
(MOMOD
: 22)
Dalam
cuplikan dialog tersebut terlihat kaum modis sedang merencanakan sesuatu untuk
mencari Sisi. Salah satu kaum modis yaitu Momod menanyai anggota modis yang
lain, kearah mana akan pergi, tetapi kaum modis malah berbeda-beda pendapatnya.
Untuk yang kedua kalinya barulah kaum modis menunjukkan pendapat yang sama
yaitu menunjuk ke arah (arah yang akan dituju untuk mencari Sisi) yang sama.
BABAK 7
Pada
babak ketujuh ini latar digambarkan di suatu tempat, yakni tempat orang-orang
lorong. Pada babak inilah tragedi berlangsung. Terlihat cuplikan dialog Sisi
dengan salah satu orang lorong, sebagai berikut:
SISI
(Dengan penuh senyum kebanggaan)
“Yah...karena beban hidup yang
teramat sangat, aku jadi sekarat. Namun kini aku sudah merasa nikmat, kapanpun
aku siap menghadap. Karena aku sudah merasa diterima, aku telah merasa dicinta,
cinta abadi semesta.”
Sejenak kemudian Sisi Roboh dari
sakit dan sekaratnya. Ia telah ditelan usia muda.
ORANG
6
“Sang Maha Nasib, penguasa jagad,
terimalah manusia muda penuh derita ini di pangkuan-Mu, di Surga-Mu, dia pasti
akan sembuh dan bahagia.”
(SISI
: 23)
Terlihat
Sisi yang merasa lega karena sudah merasa taubatnya diterima oleh Gusti Allah,
Sisi sudah merasa siap apabila sewaktu-waktu dia dipanggil untuk menghadap
Gusti Allah. Dan kemudian Sisi menghembuskan nafas terakhirnya, dia telah
meninggal dunia diusianya yang masih belia ini. Orang-orang lorong, kaum punk
dan kaum modis menyaksikan saat-saat terakhir kepergian Sisi, mereka hanya bisa
terdiam dan mendoakan.
BABAK 8
Pada
babak kedelapan atau yang terakhir ini latar digambarkan di rumah Sisi,
terlihat dialog antara Ayah dan Ibu Sisi, sebagai berikut:
AYAH
“Apa bikin ulah?”
IBU
“Ya, untuk terakhir kalinya...
(tidak kuat menahan haru dan tangisnya) ia telah pergi, ia meninggalkan dunia
ini karena sakit parah lahir batinnya, ia mati karena sakit hati karena hidup
diantara orang tua yang sakit, ia sekarat diantara masyarakat yang sakit, Sisi
semata wayang kita telah pergi, kasihan Sisi, kasihan bayi yang tengah
dikandungnya.”
AYAH
“Ha?”
(AYAH
: 24)
Dalam
cuplikan dialog tersebut, ayah yang masih kesal dengan Sisi itu seolah tidak
percaya dengan kabar buruk yang menimpa anaknya tersebut. Ibu Sisi menangis
saat menceritakan kabar buruk tersebut kepada ayah, bahwa Sisi telah meninggal
dunia diusianya yang masih belia bersama calon bayi yang dikandungnya karena
beban pikiran, Sisi sakit hati karena hidup di antara orang tua yang sakit yaitu
orang tua yang tidak pernah memperhatikannya, meluangkan waktu sejenak untuk
berkumpul bersama walaupun semua kebutuhan terpenuhi tetapi tetap kasih sayang
orang tualah yang paling dibutuhkan oleh semua anak. Sisi sekarat diantara
masyarakat yang sakit, anak-anak jalanan (kaum punk dan modis) yang tidak tahu
arah dan tujuan hidup, hanya memikirkan kesenangan di luar sana.
PROLOG
Tidak
semua naskah drama memiliki prolog. Prolog dapat merupakan salah satu sarana
penyampaian yang berdaya guna dan ditempatkan pada bagian awal drama.
Prolog berfungsi sebagai pengantar yang mengungkap keterangan tentang cerita
yang akan disajikan. Dalam drama “HM1L” karya Puthut Buchori ini memiliki
prolog, yaitu sebagai berikut:
Pertunjukkan dimulai dengan lagu dan gerak rampak yang
menggambarkan tentang semangat kaum muda dalam menghadapi dunia.
SYAIR 1
MANUSIA MUDA
Orang-orang muda
Tersisihkan keangkuhan generasi
Dikalahkan kesombongan basi
Korban orde pembodohan
Kami tak lagi bisa bungkam
Tak lagi kami hanya diam
Mesti terkotak sistem aturan
Namun kami tetap punya otak
..................................................
(PDD : 1)
Prolog dalam
drama “HM1L” karya Puthut Buchori ini ditandai dengan lagu dan gerak rampak
para tokoh drama tentang semangat kaum muda untuk menghadapi dunia. Diikuti
dengan syair tetapi yang diatas tersebut hanya cuplikan, dan inti dari syair
tersebut adalah semangat yang tinggi kaum muda dengan berbagai macam keinginan
untuk menikmati hidup dengan berbagai gaya pula.
EPILOG
adalah bagian
akhir naskah drama yang berisi kesimpulan pengarang mengenai cerita, nasihat,
pesan moral (etika). Epilog bukanlah unsur yang harus ada dalam naskah drama.
Namun dalam drama “HM1L” karya Puthut Buchori ini terdapat unsur epilog, yaitu
sebagai berikut:
Semoga menjadi pemikiran bagi yang kehilangan arah.
Semoga menjadi pemicu mencari obat bagi masyarakat yang sakit.
(SMP : 24)
Itulah
epilog atau pesan moral yang disampaikan oleh pengarang dalam drama “HM1L”
tersebut. Pengarang berpesan agar kaum muda tetap berhati-hati untuk bergaul di
tengah masyarakat, jangan sampai terjerumus oleh hal-hal negatif, seperti
pergaulan bebas, free sex yang menyebabkan kehamilan, mengonsumsi obat-obatan
terlarang yang sangat membahayakan bagi kehidupan. Perkuat iman dan taqwa
kepada Gusti Allah ditambah dengan bekal ilmu pengetahuan yang tinggi, niscaya
akan mempertebal perlindungan terhadap diri.
Tak lupa
juga peran orang tua juga sangat penting dalam pengawasan anak. Orang
tua yang tidak pernah memperhatikan anaknya, meluangkan waktu sejenak untuk
berkumpul bersama walaupun semua kebutuhan terpenuhi tetapi tetap kasih sayang
orang tualah yang paling dibutuhkan oleh semua anak.
SOLULOKUI
adalah
bagian lain dari naskah drama yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seorang
tokoh cerita yang diucapkan kepada dirinya sendiri baik pada saat ada tokoh
lain maupun tidak. Di dalam drama “HM1L” karya Puthut Buchori ini juga terdapat
solulokui, terlihat pada cuplikan dialog antara Sisi dan bos kaum punk berikut:
SISI
(Tertawa geli)
“Jadi ini, bos kalian? Hallo bos..”
BOS
(Berbicara tidak jelas)
“Operty iuythu nhuuijku bfgtrye
okiuy”
SISI
(Semakin geli)
“Bos kalian...?”
BOS
(Berbicara tidak jelas, marah)
“Operty iuythu nhuuijku bfgtrye
okiuy !!”
(SISI
: 8)
Solulokui
(kalimat yang berada di dalam kurung) muncul saat Sisi bertemu dengan bos kaum
punk yang berpostur tubuh kecil dan bisu. Saat Sisi bertanya apa ini bos para
punk, Sisi bertanya sambil tertawa, dan bos para punk menjawab deng berbicara
tidak jelas. Sisi tertawa atau tidak kita juga tidak tahu, yang jelas sudah
dicantumkan di naskah drama tersebut.
STRUKTUR DRAMATIK
a.
Eksposisi
(awal cerita)
Bagian
pertama dari suatu pementasan drama adalah pemaparan atau eksposisi. Pada
bagian ini diceritakan mengenai tempat, waktu dan segala situasi dari para
pelakunya. Kepada penonton disajikan sketsa cerita sehingga penonton dapat
meraba dari mana cerita ini dimulai. Jadi eksposisi berfungsi sebagai pengantar
cerita. Eksposisi dari drama “HM1L” ini terdapat pada babak pertama, yaitu:
Sekelompok anak muda kaum pinggiran
yang bergaya ‘Punk’ berlarian mengejar seseorang yang mereka anggap sebagai
mangsa. Disusul kemudian sekelompok anak muda yang berpakaian modis (mode masa
kini) yang juga sedang mengejar seseorang yang juga mereka anggap sebagai
mangsa.
(SAM,
2 : 2)
Dalam
paragraf di atas ditunjukkan oleh adegan berlari dan kejar-kejaran yang
dilakukan oleh anak-anak jalanan (para punk dan kaum modis). Mereka belari
mengejar seseorang yang mereka anggap sebagai mangsa, mangsa adalah seseorang
yang tengah mengalami suatu masalah, misalnya saja broken home, akibat
pergaulan bebas, dll. Seperti Sisi, seorang belia yang terkena imbas pergaulan
bebas dan menyebabkan kehamilan.
b.
Komplikasi
(penggawatan)
Kalau pada bagian pertama tadi situasi cerita masih
dalam keadaan seimbang maka pada bagian ini mulai timbul suatu perselisihan
atau komplikasi. Konflik merupakan kekuatan penggerak drama. Komplikasi dari
drama “HM1L” ini terdapat pada babak kedua, yaitu:
AYAH
“Diam!! Ayah kurang memberi apa
padamu, uang jajan, pendidikan, kebutuhanmu sehari-hari. Kurang apa coba,
segala permintaanmu aku kabulkan semua.”
SISI
“Ayah...”
IBU
“Ayah, berilah waktu untuk dia
berpendapat.”
(AYAH
: 3)
Dalam cuplikan dialog
tersebut terlihat ayah yang sedang memarahi Sisi yang terkena imbas pergaulan
bebas. Ayah dan ibunya selalu meberikan yang terbaik untuk Sisi, segala
keinginan Sisi selalu dituruti oleh orang tuanya terutama ayah tetapi Sisi
telah mengecewakannya, Sisi telah hamil. Ibu Sisi yang sebenarnya juga kecewa
terhadap Sisi tetapi tetap tidak tega dan merasa kasihan melihat Sisi yang
dimarahi habis-habisan oleh ayahnya. Karena saling mempertahankan ego, ayah dan
ibu malah bertengkar sendiri, seperti cuplikan dialog berikut:
IBU
“Aku
juga sibuk...”
AYAH
“Sibuk
apa? Arisan, piknik, sibuk ubyang-ubyung dengan kelompok arisanmu itu?.”
IBU
“Alaah,
ayah hanya bisa menyalahkan, menghindar dari tanggung jawab moral...”
(IBU : 4)
Semula yang difokuskan
adalah Sisi, ayah memarahi Sisi habis-habisan, ibu hanya bisa menengahi dengan
membujuk supaya ayah sedikit reda emosinya tetapi ibu malah dimarahi juga,
mereka saling membela diri, mempertahankan ego masing-masing, di tengah-tengah
pertengkaran ayah dan ibu, Sisi berteriak histeris. Konflik terjadi lagi di
latar tempat yang berbeda, yaitu:
Sisi
masih tertawa, bos punk-reas semakin marah dan kemudian dengan guna-guna
menyihir Sisi hingga Sisi juga ikut bisu.
SISI (Protes)
“Iperty
iuythu nhuuijku bfgtrye, okiuy?”
BOS (Menjawab dengan santai)
“Operty
iuythu nhuuijku bfgtrye.”
SISI (Mencoba berpendapat)
“Operty
iuybfgtyre, okiuy perty iuythu nhuuijku bfgtrye, okiuy.”
(SISI : 9)
Konflik yang terjadi
antara Sisi dan bos punk-reas terjadi karena Sisi yang meremehkan dan
menertawakan bos, bos tidak terima dan akhirnya Sisi disulap menjadi bisu sama
seperti si bos.
c.
Klimaks
(puncak konflik)
Klimaks dibangun melewati krisis
demi krisis. Krisis adalah puncak plot dalam adegan. Konflik adalah satu
komplikasi yang bergerak dalam suatu klimaks. Klimaks dari drama “HM1L” yaitu
konflik yang terjadi antara para punk dan kaum modis, terlihat dari paragraf
yang menyatakan beberapa adegan saling serang, dan dialog Sisi berikut:
Tiba-tiba
salah seorang diantara mereka berteriak “serang!!” dan terjadilah perkelahian
massal. Hingga akhirnya terdengar suara sirine mobil polisi, kaum modis dan
punk membubarkan diri. Kembali Sisi seorang diri.
SISI
“Sendiri
lagi....mungkin sudah garis hidupku...”
(TSS : 14)
Tidak
tahan dengan rasa sakit dan sedihnya, Sisi terjatuh.
(TTD : 15)
Kaum modis dan punk
saling serang untuk memperebutkan Sisi yang sedang menghadapi masalah berat
tersebut, dan sirine mobil polisilah yang membubarkan mereka. Karena sudah
tidak tahan lagi atas kesedihannya, Sisi terjatuh.
d.
Resolusi
(pemecahan masalah)
Pada tahap ini mulai muncul peristiwa yang dapat
memecahkan persoalan yang dihadapi. Resolusi dalam drama “HM1L” ini terdapat
pada cuplikan dialog antara orang-orang lorong dengan Sisi, sebagai berikut:
SISI
“Tapi aku telah melulu berdosa,
bahkan dengan orang tua. Akupun telah durhaka, membuat dia murka. Masihkah aku
terampuni?”
ORANG
6
“Gusti Allah itu samudera kasih.
Jangan kau remehkan Beliau. Jika kau sungguh-sungguh bertaubat, Beliau pasti
menerima.”
SISI
“Masih
mau menerima..”
ORANG 6
“Ya,
pasti ! seperti kami di sinipun akan menerima ketulusan hatimu dengan lapang
dada. Mari kami antarkan kau ke tempat ibadah!”
(SISI : 17)
Dalam cuplikan dialog
di atas terlihat Sisi yang sedang mencurahkan isi hatinya kepada orang-orang lorong, dan salah satu
dari sekumpulan orang lorong memberikan motivasi serta semangat untuk Sisi agar
segera bertaubat kepada Gusti Allah.
e.
Konklusi
(penentuan nasib tokoh-tokoh cerita)
Pada tahap ini pengarang mulai
menentukan nasib tokoh-tokoh cerita, entah berakhir bahagia (happy ending) atau
sedih (sad ending). Konklusi dalam drama “HM1L” terdapat pada babak ketujuh dan
dapat dilihat pada cuplikan dialog antara Sisi dengan orang-orang lorong,
sebagai berikut:
SISI
(Dengan penuh senyum kebanggaan)
“Yah...karena beban hidup yang
teramat sangat, aku jadi sekarat. Namun kini aku sudah merasa nikmat, kapanpun
aku siap menghadap. Karena aku sudah merasa diterima, aku telah merasa dicinta,
cinta abadi semesta.”
Sejenak kemudian Sisi Roboh dari
sakit dan sekaratnya. Ia telah ditelan usia muda.
ORANG
6
“Sang Maha Nasib, penguasa jagad,
terimalah manusia muda penuh derita ini di pangkuan-Mu, di Surga-Mu, dia pasti
akan sembuh dan bahagia.”
(SISI
: 23)
Terlihat Sisi yang
merasa lega karena sudah merasa taubatnya diterima oleh Gusti Allah, Sisi sudah
merasa siap apabila sewaktu-waktu dia dipanggil untuk menghadap Gusti Allah.
Dan kemudian Sisi menghembuskan nafas terakhirnya, dia telah meninggal dunia
diusianya yang masih belia ini. Orang-orang lorong, kaum punk dan kaum modis
menyaksikan saat-saat terakhir kepergian Sisi, mereka hanya bisa terdiam dan
mendoakan. Puthut Buchori memilih sad ending untuk dramanya yang berjudul
“HM1L”, yaitu Sisi tokoh utama meninggal dunia di usia muda karena sakit parah
lahir batin akibat pergaulan bebas (hamil).
Drama “HM1L” karya
Puthut Buchori ini memiliki alur maju karena dari awal (eksposisi) sampai akhir
(konklusi), ceritanya itu runtut, mulai dari kehamilan Sisi, Sisi dipengaruhi
oleh anak-anak jalanan (para punk dan kaum modis) sampai pada akhirnya Sisi
meninggal dunia diusia muda karena tidak tahan dengan sakit parah lahir
batinnya. Terlihat pada cuplikan dialog sebagai berikut:
AYAH
“Apa
hamil?”
SISI
“Ya,
maafkan Sisi ayah?”
(AYAH : 2 & 3)
Dialog yang terjadi antara ayah dan
Sisi. Sisi hamil di luar nikah karena salah arah, salah pergaulan, dan mungkin
juga kurang perhatian dari kedua orang tuanya. Untuk selanjutnya Sisi
dipengaruhi oleh anak-anak jalanan agar bersedia masuk menjadi anggotanya.
Berikut cuplikan dialognya:
SISI
“Kalian ini siapa?kok berdandan
aneh?.”
P
M
“Atas nama pimpinan kami kaum Punk,
perkenalkan aku Punk Melankolis akan menjadi malaikatmu.”
(SISI
: 5)
Pada
dialog di atas terlihat Sisi berdialog dengan salah satu anggota punk yaitu
Punk Melankolis (P M), P M mencoba untuk mendekati Sisi dengan menyebut dirinya
sebagai malaikat agar bisa melindungi Sisi selalu. Lalu terlihat juga dialog
antara Sisi dengan kaum Modis, sebagai berikut:
SISI
“Kalian ini siapa?”
MODELIA
“Aku ini penolongmu.”
SISI
“Penolong?Kok bisa?Penolong
bagaimana?”
MODELIA
“Ya penolong, yang siap menampung
segala curhatmu, keluh kesahmu, sakit hatimu, sedih-sedihmu, dan...”
(SISI
: 11)
Dialog tersebut terjadi saat kaum
punk sedang bersembunyi, kaum modis yang juga melakukan hal sama seperti kaum
punk, yaitu mendekati Sisi yang sedang diterjang masalah, dengan menyebut
dirinya sebagai penolong yang siap siaga untuk Sisi apabila Sisi membutuhkan.
Sampai Sisi meninggal dunia, berikut cuplikan dialognya:
SISI
(Dengan penuh senyum kebanggaan)
“Yah...karena beban hidup yang
teramat sangat, aku jadi sekarat. Namun kini aku sudah merasa nikmat, kapanpun
aku siap menghadap. Karena aku sudah merasa diterima, aku telah merasa dicinta,
cinta abadi semesta.”
Sejenak kemudian Sisi Roboh dari
sakit dan sekaratnya. Ia telah ditelan usia muda.
ORANG
6
“Sang Maha Nasib, penguasa jagad,
terimalah manusia muda penuh derita ini di pangkuan-Mu, di Surga-Mu, dia pasti
akan sembuh dan bahagia.”
(SISI
: 23)
Terlihat Sisi yang
merasa lega karena sudah merasa taubatnya diterima oleh Gusti Allah, Sisi sudah
merasa siap apabila sewaktu-waktu dia dipanggil untuk menghadap Gusti Allah.
Dan kemudian Sisi menghembuskan nafas terakhirnya, dia telah meninggal dunia
diusianya yang masih belia ini. Orang-orang lorong, kaum punk dan kaum modis
menyaksikan saat-saat terakhir kepergian Sisi, mereka hanya bisa terdiam dan
mendoakan.
TOKOH CERITA
Cerita yang disajikan
dalam suatu drama umumnya adalah totkoh-tokoh yang berupa manusia, selain
binatang atau makhluk lain. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa tokoh
cerita adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa
atau sebagian dari peristiwa-peristiwa yang digambarkan di daam plot.
Sifat dan kedudukan
tokoh cerita di dalam suatu karya sastra drama beraneka ragam, yaitu Protagonis adalah tokoh yang
pertama-tama mendapat masalah dan dihadapkan dengan kesukara-kesukaran.
Biasanya kepadanya para pembaca berempati. Lawan protagonis adalah antagonis, yaitu peran sebagai
penghalang dan masalah bagi protagonis. Tokoh lain adalah tritagonis, yaitu tokoh yang menjadi penengah atau tokoh
kepercayaan dari kedua tokoh protagonis atau antagonis sehingga keduanya bisa
mengungkapkan isi hati di pentas dan oleh karena itu membuka peluang lebih
besar kepada pembaca atau penonton untuk mengenal watak dan niat-niat
tokoh-tokoh dengan lebih baik.
a.
Tokoh
Protagonis (tokoh utama)
adalah tokoh yang
pertama-tama mendapat masalah dan dihadapkan dengan kesukara-kesukaran.
Biasanya kepadanya para pembaca berempati. Dalam drama “HM1L” karya Puthut
Buchori tokoh utama atau yang menjadi tokoh protagonis adalah Sisi seorang
belia yang hamil di luar nikah akibat pergaulan bebas. Sisi merupakan tokoh
yang selalu dibincangkan oleh tokoh-tokoh lain. Masalah-masalah yang menimpa
Sisi terlihat pada cuplikan dialog berikut:
P M (Masih menangis)
“Ya,
halo. Ada apa? Sedang sedih nih. Kalu tidak ada kabar baik telponnya nanti
saja.” (tiba-tiba wajahnya jadi cerah, ada berita bagus, tangisnya langsung
berhenti)
“Apa?
Gadis muda yang aku cari-cari itu sudah ketemu? Ya.. baik, aku akan segera
kesana...”
(P M : 19 & 20)
Salah satu anggota punk beserta
gerombolannya sedang memperbincangkan dan bingung mencari Sisi yang ternyata
sudah diselamatkan oleh orang-orang lorong.
SISI
(Dengan penuh senyum kebanggaan)
“Yah...karena beban hidup yang
teramat sangat, aku jadi sekarat. Namun kini aku sudah merasa nikmat, kapanpun
aku siap menghadap. Karena aku sudah merasa diterima, aku telah merasa dicinta,
cinta abadi semesta.”
(SISI
: 23)
Terlihat Sisi yang
merasa lega karena sudah merasa taubatnya diterima oleh Gusti Allah, Sisi sudah
merasa siap apabila sewaktu-waktu dia dipanggil untuk menghadap Gusti Allah.
Dari cuplikan dialog di atas maka dapat disimpulkan bahwa Sisi adalah seorang
belia yang salah arah dalam pergaulan tetapi dia juga anak yang baik.
b.
Tokoh
Antagonis
yaitu peran sebagai
penghalang dan masalah bagi protagonis. Dalam drama “HM1L” ini yang menjadi
tokoh antagonis adalah ayah, ayah digambarkan sebagai orang tua yang tegas dan
pemarah. Terlihat pada cuplikan dialog berikut:
AYAH
“Oh
my God !! dosa apalagi yang diperbuat anak ini, kutukan apalagi yang menimpa
keluarga ini.”
SISI
“Maaf....”
AYAH
“Diam
!! Ayah kurang memberi apa padamu, uang jajan, pendidikan, kebutuhanmu
sehari-hari. Kurang apa coba, segala permintaanmu aku kabulkan semua.”
(AYAH : 3)
Cuplikan drama di atas
ayah sedang marah-marah kepada Sisi, ayah terlalu kecewa dengan perilaku anak
semata wayangnya tersebut sampai-sampai tak mau mendengarkan penjelasan
anaknya.
c.
Tokoh
Tritagonis
yaitu tokoh yang
menjadi penengah atau tokoh kepercayaan dari kedua tokoh protagonis atau
antagonis sehingga keduanya bisa mengungkapkan isi hati di pentas dan oleh
karena itu membuka peluang lebih besar kepada pembaca atau penonton untuk
mengenal watak dan niat-niat tokoh-tokoh dengan lebih baik. Dalam drama “HM1L”
ini yang menjadi tokoh tritagonis adalah Ibu, Ibu digambarkan sebagai orang tua
yang penyayang dan egois. Terlihat dalam cuplikan dialog berikut:
SISI
“Ayah...”
AYAH
“Diam
kataku !”
IBU
“Ayah,
berilah waktu untuk dia berpendapat.”
(SISI : 3)
Ibu Sisi yang
sebenarnya juga kecewa terhadap Sisi tetapi tetap tidak tega dan merasa kasihan
melihat Sisi yang dimarahi habis-habisan oleh ayahnya. Terlihat juga dalam
cuplikan dialog lain:
IBU
“....
Sisi semata wayang kita telah pergi, kasihan Sisi, kasihan bayi yang tengah
dikandungnya.”
(IBU : 24)
Ibu merasa sangat
kehilangan Sisi anak semata wayangnya dalam cuplikan dialog di atas. Dan
keegoisan terlihat pada cuplikan dialog berikut:
AYAH
“Aku
sibuk bekerja !”
IBU
“Aku
juga sibuk...”
AYAH
“Sibuk
apa? Arisan, piknik, sibuk ubyang-ubyung dengan kelompok arisanmu itu?.”
(AYAH : 4)
Di dalam dialog
tersebut Ibu hanya memikirkan kesenangan diri sendiri tanpa memperhatikan dan
mengawasi pergaulan Sisi selama ini, sampai-sampai Sisi hamil.
d.
Tokoh
Pembantu
adalah tokoh yang diperbantukan untuk menjelaskan
tokoh lain. Tokoh pembantu berfungsi sebagai pembantu saja atau tokoh yang
memerankan suatu bagian penting dalam drama, namun fungsi utamanya tetap
sebagai tokoh pembantu. Dalam drama “HM1L” yang berperan sebagai tokoh pembantu
yaitu kaum punk dan kaum modis yang sama-sama pandai merayu dan kompak dalam
mempengaruhi Sisi. Terlihat dalam cuplikan dialog berikut:
SISI
“Kalian ini siapa?kok berdandan
aneh?.”
P
M
“Atas nama pimpinan kami kaum Punk,
perkenalkan aku Punk Melankolis akan menjadi malaikatmu.”
(SISI
: 5)
Pada
dialog di atas terlihat Sisi berdialog dengan salah satu anggota punk yaitu
Punk Melankolis (P M), P M mencoba untuk mendekati Sisi dengan menyebut dirinya
sebagai malaikat agar bisa melindungi Sisi selalu. Lalu terlihat juga dialog
antara Sisi dengan kaum Modis, sebagai berikut:
SISI
“Kalian ini siapa?”
MODELIA
“Aku ini penolongmu.”
SISI
“Penolong?Kok bisa?Penolong
bagaimana?”
MODELIA
“Ya penolong, yang siap menampung
segala curhatmu, keluh kesahmu, sakit hatimu, sedih-sedihmu, dan...”
(SISI
: 11)
Dialog tersebut terjadi
saat kaum punk sedang bersembunyi, kaum modis yang juga melakukan hal sama
seperti kaum punk, yaitu mendekati Sisi yang sedang diterjang masalah, dengan
menyebut dirinya sebagai penolong yang siap siaga untuk Sisi apabila Sisi
membutuhkan.
BUAH
CERITA ATAU IDE CERITA
merupakan ide dasar
yang melatarbelakangi cerita dalam drama (masalah, pendapat, dan pesan
pengarang). Tema dari drama “HM1L” adalah pergaulan bebas. Terlihat dalam masalah-masalah
yang dialami oleh Sisi, dia hamil akibat salah pergaulan. Terlihat dari
penuturannya sendiri, sebagai berikut:
SISI
“....
Aku memang sedang susah karena lupa Gusti Allah, aku hamil di luar nikah.”
(SISI : 16)
Sisi seorang belia yang
terkena imbas pergaulan bebas, dia hamil di luar nikah karena salah pergaulan
dan mungkin akibat kurangnya perhatian dari kedua orang tuanya.
DORONGAN
ATAU MOTIVASI
merupakan unsur yang
menjadi alasan atau motivasi perbuatan maupun percakapan (dialog). Terlihat dalam
cuplikan dialog antara salah satu anggota punk dan anggota punk lainnya,
sebagai berikut:
P M
“Ya,
malaikat yang dalam bahasa inggrisnya, sebentar..
(membuka
kamus) nah ini.. angel” (dibaca tetap angel –Jawa-)
SEMUA
“Hu..
enjel..”
(P M : 6)
Mengapa tokoh melakukan
dialog? Karena adanya pernyataan yang salah sehingga memunculkan dialog. Semua
anggota punk menanggapi dialog yang diucapkan oleh P M, karena si P M
mengucapkan kata “angel” dengan salah. Harusnya dibaca “enjel” tetapi tetap
dibaca “angel –bahasa jawa-.“
TIPE
DRAMA
Karya sastra yang
berbentuk naskah drama mempunyai jenis atau tipe yang berbeda-beda. Untuk
menentukan tipe drama dapat ditinjau dari isinya. Penentuan tipe drama pada
hakikatnya merupakan suatu hasil pembedaan isi lakon (ceritanya). Tipe drama
“HM1L” karya Puthut Buchori ini adalah komedi-tragedi. Dikatakan komedi
terlihat pada cuplikan dialog berikut:
P M
“Ya,
malaikat yang dalam bahasa inggrisnya, sebentar..
(membuka
kamus) nah ini.. angel” (dibaca tetap angel –Jawa-)
SEMUA
“Hu..
enjel..”
(P M : 6)
Kaum punk yang pandai merayu dan
kompak ini memunculkan dialog lucu, sehingga membuat penonton tertawa.
Disamping itu juga pimpinan kaum punk yang ternyata diluar dugaan, berpostur
tubuh kecil dan bisu.
SISI
(Tertawa geli)
“Jadi ini, bos kalian? Hallo bos..”
BOS
(Berbicara tidak jelas)
“Operty iuythu nhuuijku bfgtrye
okiuy”
(SISI : 8)
Sisi tidak menyangka kalau ternyata
pimpinan kaum punk seperti bos, biasanya yang namanya pimpinan itu tampan,
gagah, dan berwibawa apalagi pimpinan kaum punk yang pastinya mempunyai wajah
“sangar”. Namun pimpinan kaum punk ternyata berpostur tubuh kecil dan bisu. Dan
dikatakan tragedi terlihat pada cuplikan dialog berikut:
SISI
(Dengan penuh senyum kebanggaan)
“Yah...karena beban hidup yang teramat
sangat, aku jadi sekarat. Namun kini aku sudah merasa nikmat, kapanpun aku siap
menghadap. Karena aku sudah merasa diterima, aku telah merasa dicinta, cinta
abadi semesta.”
Sejenak kemudian Sisi Roboh dari
sakit dan sekaratnya. Ia telah ditelan usia muda.
ORANG
6
“Sang Maha Nasib, penguasa jagad,
terimalah manusia muda penuh derita ini di pangkuan-Mu, di Surga-Mu, dia pasti
akan sembuh dan bahagia.”
(SISI
: 23)
Terlihat Sisi yang
merasa lega karena sudah merasa taubatnya diterima oleh Gusti Allah, Sisi sudah
merasa siap apabila sewaktu-waktu dia dipanggil untuk menghadap Gusti Allah.
Dan kemudian Sisi menghembuskan nafas terakhirnya, dia telah meninggal dunia
diusianya yang masih belia ini. Orang-orang lorong, kaum punk dan kaum modis
menyaksikan saat-saat terakhir kepergian Sisi, mereka hanya bisa terdiam dan
mendoakan.
0 komentar:
Posting Komentar